Skip to content

CONTEMPLATIVE PUBLISHING

Anarchist Publisher

  • Home
  • Books
  • Zines
  • Communiqué
  • Articles

Month: November 2024

Tiga Anarkis Individualis Eropa: Beberapa Catatan tentang Armand, Martucci, dan Novatore – S. E. Parker

Posted on 2024/11/03 - 2024/11/03 by contemplativepublishing

Hanya sedikit yang diketahui tentang individualisme Eropa di Amerika Serikat. Uraian singkat ini mengenai beberapa gagasan dari tiga tokoh utamanya, diharapkan dapat membangkitkan minat sekaligus memperjelas perbedaannya dengan doktrin yang dianut oleh para individualis Amerika seperti Benjamin Tucker dan rekan-rekannya.

E. Armand

E. Armand (Ernest Lucien Juin, 1872-1962) adalah satu-satunya dari ketiga tokoh tersebut yang secara langsung dipengaruhi oleh Tucker. Namun, ia tidak pernah menjadi seorang “Tuckerian” ortodoks. Ia tidak sependapat dengan Tucker dalam beberapa hal, termasuk nilai dari “illegalisme” dan apa yang dianggapnya sebagai Puritanisme Tucker. Selain itu, ia tidak menganggap persoalan ekonomi sepenting yang dilakukan oleh Tucker. Armand percaya bahwa masyarakat anarkis di masa depan adalah sesuatu yang mungkin. Tentang hal itu, ia menulis:

Individualis dapat dengan yakin menegaskan bahwa otoritarianisme tidak akan berlanjut dalam masyarakat masa depan. Membayangkan sebuah ‘dunia yang akan datang’ di mana masih ada jejak dominasi, pemaksaan, dan kewajiban adalah hal yang tidak masuk akal. Individualis yakin bahwa tidak akan ada lagi ruang bagi intervensi Negara—baik dalam bentuk lembaga pemerintahan, sosial, legislatif, penal, disiplin, maupun administrasi—dalam pemikiran, perilaku, dan aktivitas manusia.

 

Individualis tahu bahwa hubungan dan kesepakatan antarmanusia akan dicapai secara sukarela; pemahaman dan kontrak akan dibuat untuk tujuan dan jangka waktu tertentu, dan tidak akan bersifat wajib; tidak akan ada satu pun klausul atau pasal dalam perjanjian atau kontrak yang tidak dipertimbangkan dan didiskusikan sebelum disepakati; kontrak sepihak yang mengharuskan seseorang memenuhi suatu komitmen yang tidak ia terima secara pribadi dan sadar akan mustahil. Individualis tahu bahwa tidak ada mayoritas ekonomi, politik, atau agama—tidak ada kelompok sosial apa pun—yang akan mampu memaksa minoritas, atau bahkan seorang individu, untuk menyesuaikan diri dengan keputusannya atau dekritnya di luar kehendaknya.

Meskipun menggambarkan “masyarakat masa depan” dengan nada utopis, Armand sadar bahwa individualis lain tidak selalu melihatnya dengan pandangan seoptimis itu. Dalam esai yang sama dari mana kutipan di atas diambil, ia menyatakan bahwa, “Individualis tidak menaruh harapannya pada masyarakat masa depan. Ia ingin hidup di saat ini dan ingin mengambil hasil maksimal darinya.” Armand juga memberikan ringkasan yang sangat baik tentang pandangan “banyak individualis anarkis” yang “tidak tertarik pada ‘kemanusiaan masa depan’.”

Bahkan, lima tahun sebelum kematiannya, Armand tampaknya telah bergabung dengan “banyak orang” ini. Dalam menggambarkan “Perspektif Individualis,” ia menulis:

Aku ingin hidup dalam masyarakat di mana jejak terakhir dari otoritas telah lenyap, tetapi, sejujurnya, aku tidak yakin bahwa “massa”—untuk menyebutnya apa adanya—mampu hidup tanpa otoritas.

Enzo Martucci

Enzo Martucci (Enzo da Villafiore, 1904-1975), seperti Armand, percaya bahwa dunia anarkis adalah sesuatu yang mungkin. Namun, ia berbeda dengan Armand dalam hal sifat dunia ini. Armand berpendapat bahwa dunia anarkis akan ditandai oleh harmoni dan timbal balik. Baginya, kepentingan utama individualis adalah pemeliharaan “keadaan persahabatan” dan penghentian konflik kekerasan.

Dalam sebuah kontroversi dengan Armand pada tahun 1925, Martucci tidak setuju, karena anarkinya adalah “bentuk kehidupan bebas di masa depan di mana individu akan menegaskan dirinya sesuai dengan kemampuannya.” Kehidupan semacam itu “mengandaikan adanya koeksistensi antara solidaritas dan peperangan, dan aku menganggap keduanya sebagai sarana yang dapat digunakan oleh individu sesuai dengan mana yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhannya.”

Ketika egoisme yang beragam saling bertentangan, ia berargumen, tidak selalu mungkin “untuk mencari solusi dari konflik ini melalui konsesi timbal balik. Ada, pada kenyataannya, kepentingan yang bertentangan, antipati yang tidak bisa didamaikan, perasaan kebencian, keinginan untuk membalas dendam, semua hal yang menghalangi pemahaman yang damai—jika dalam situasi tertentu kekerasan memberikan keuntungan lebih bagiku dibandingkan dengan bantuan timbal balik, untuk apa aku tidak memanfaatkan kekerasan tersebut?”

Empat puluh tahun kemudian, Martucci masih melihat anarkinya yang ideal dengan cara yang sama:

Perjuangan adalah sesuatu yang tak terhindarkan, dan tidak mungkin menghilangkannya dari bentuk masyarakat atau koeksistensi mana pun. Anarki bukanlah cinta kepada kemanusiaan, melainkan sekadar ketiadaan pemerintah. Dalam ketidakhadiran pemerintah ini, dan dalam kebebasan yang akan muncul darinya, mereka yang merasakan cinta akan mencintai, sementara mereka yang tidak mungkin akan saling bertarung. Kami tidak memahami motif yang mengidentifikasikan kebebasan dengan harmoni universal dan yang ingin menciptakan satu tipe kehidupan idilis menggantikan berbagai kehidupan yang tak terhitung jumlahnya.

 

Oleh karena itu, bahkan Anarki pun tidak akan menghasilkan kesepakatan umum yang didasarkan pada konformisme absolut, melainkan banyak kesepakatan yang bebas dan relatif—asosiasi para egois—serta banyak ketidaksepakatan yang berkisar dari isolasi individu hingga perjuangan antara individu dan kelompok. Ini akan menjadi kembali ke alam, ke hutan belantara, katamu. Ya, tetapi hutan belantara yang alami akan terbukti seribu kali lebih baik daripada hutan aspal.

Preferensi ini terhadap “hutan belantara alami” mencerminkan keyakinan mendalam Martucci tentang “Alam” yang ia anggap sebagai semacam agen yang bermaksud “menciptakan” “manusia” untuk menjadi seorang individualis. Di sini, ia menunjukkan pengaruh yang ditimbulkan oleh penulis seperti de Sade—yang pandangannya tentang “Alam” jauh lebih ambigu dan juga menyimpang dari pendekatan individualis yang koheren. Percaya bahwa “Alam” telah menciptakan kita untuk menjadi individualis sama dengan percaya bahwa “Tuhan”, “Sejarah”, atau “Akali” telah menentukan manusia untuk hidup seperti ini. Jika, seperti yang dinyatakan Martucci di tempat lain, individu adalah satu-satunya kenyataan otentik yang dapat kita ketahui, maka individualisme adalah ekspresi dari preferensi individu, gaya hidup egois—bukan sesuatu yang ditentukan oleh kekuatan supra-individual.

Martucci tidak sepenuhnya yakin bahwa dunia anarkis akan terwujud. Ia mengakui bahwa, “Jika sejarah bukanlah proses yang tak terbatas, seperti yang aku yakini dengan kuat, maka ketika sejarah menghabiskan siklusnya, ia akan lenyap dan membuka jalan menuju anarki. Jika, di sisi lain, sejarah bertahan, maka anarkisme akan tetap ada—yaitu, pemberontakan abadi individu melawan masyarakat yang mengekang.”

Renzo Novatore

Renzo Novatore (Abile Rizerio Ferrari, 1889-1922) adalah mentor Martucci. Namun, berbeda dengan Martucci, ia tidak percaya pada kemungkinan anarki yang bersifat umum. Penolakan tegasnya terhadap mitos utopis dan solidaritas terwujud dalam suatu pemahaman tentang anarkisme sebagai individualisme langsung yang mengecualikan segala harapan untuk terwujud dalam bentuk sosial. Individualis anarkis tidak memiliki harapan dari suatu revolusi sosial atau jenis masyarakat apa pun; “ia sudah menjadi seorang anarkis dan sebagai anarkis, ia merasakan dan menjalani hidupnya.”

Tentu saja ia memberontak terhadap masyarakat yang ada, dan tentu saja ia akan membantu dalam proses pembongkarannya, tetapi ia tidak membayangkan bahwa ia akan menjadi “lebih bebas” dalam masyarakat masa depan yang dijanjikan oleh para pedagang penyelamatan sosial yang beragam. Bagi Novatore, konflik antara individu dan masyarakat, apa pun bentuknya, adalah abadi. Dalam masyarakat, individu hanya bisa dipandang sebagai anggota, bukan sebagai ego yang unik, sehingga ia akan terus-menerus mengalami penghinaan demi “kebaikan masyarakat.” Ia menulis:

Anarki bukanlah suatu bentuk sosial, melainkan metode untuk mencapai individualisasi. Tidak ada masyarakat yang akan memberi lebih dari kebebasan terbatas dan kesejahteraan yang diberikan kepada setiap anggotanya. Namun, aku tidak puas dengan ini dan menginginkan lebih. Aku ingin segala sesuatu yang aku mampu taklukkan. Setiap masyarakat berusaha membatasiku pada batasan yang diagungkan antara yang diperbolehkan dan yang dilarang. Tetapi aku tidak mengakui batasan ini, karena tidak ada yang terlarang dan semuanya diperbolehkan bagi mereka yang memiliki kekuatan dan keberanian.

Novatore melihat kehidupan sebagai perang, dan konflik antara kebutuhan individu yang berbeda sebagai sesuatu yang tidak dapat diselesaikan. Berpikir bahwa individu yang kuat dapat menegaskan dirinya tanpa sekaligus menyakiti individu yang lemah adalah suatu khayalan belaka. Ia tidak melihat peluang bagi sebagian besar umat manusia untuk membebaskan diri dari belenggu otoritas. Oleh karena itu, hanya perspektif anarkisme yang secara ketat individualis yang dianggapnya valid.

Anarki, [ia menulis] yang merupakan kebebasan alami individu yang dibebaskan dari belenggu menjijikkan para penguasa spiritual dan material, bukanlah pembangunan masyarakat baru yang mengekang. Ia adalah perjuangan tegas melawan semua masyarakat—Kristen, demokratis, komunis, dan sebagainya. Anarkisme adalah perjuangan abadi sekelompok kecil aristokrat luar yang melawan semua masyarakat yang silih berganti di panggung sejarah.

“Individualisme” Eropa, oleh karena itu, cenderung pesimis mengenai apakah masyarakat anarkis mungkin ada, dan, dalam beberapa kasus, skeptis mengenai apakah itu diinginkan. Antinomi antara individu dan masyarakat dipandang sebagai fitur permanen dari setiap cara individualis yang dapat dibayangkan.

“Individualisme” Amerika cenderung melihat masyarakat masa depan yang harmonis berdasarkan prinsip-prinsip “anarkis”—yaitu “hukum alam” atau penerapan kepentingan diri yang cerdas—sebagai sesuatu yang mungkin dan diinginkan. Dalam memegang perspektif seperti itu, para pengikutnya dalam beberapa kasus berakhir dalam posisi yang lebih akurat disebut sebagai “mutualis” daripada individualis. Bagi saya sendiri, saya menganggap pandangan individualis “Eropa” lebih realistis secara historis dan psikologis dibandingkan dengan pandangan Amerika. Armand, Martucci, dan Novatore bukanlah satu-satunya individualis anarkis Eropa, tetapi saya memilih mereka karena mereka semakin jelas menunjukkan perbedaan antara kedua pandangan tersebut.

Sebanyak yang telah aku pelajari dari orang-orang seperti Tucker, John Beverly Robinson, Josiah Warren, Stephen Pearl Andrews, dan teman-teman mereka, setelah tiga puluh tahun beraktivitas “anarkis” dalam berbagai bentuk, aku kini merasa lebih sejalan dengan sudut pandang Renzo Novatore—meskipun kehidupan singkat dan tragisnya tidak memiliki kebijaksanaan yang, sejauh ini, telah menjadi ciri hidupku sendiri—daripada dengan mereka yang berusaha mengubah pemberontakan individu mereka sendiri menjadi surga di bumi bagi semua orang.

 

Pertama kali diterbitkan dalam The Storm: a journal for free spirits, Musim Panas 1978.

Teks diambil dari:

Enemies of Society: An Anthology of individualist & Egoist Thought, Ardent Press 2011.

Posted in Articles

Luigi Galleani; Anarkis Paling Berbahaya di Amerika – David Rovics

Posted on 2024/11/03 - 2024/11/03 by contemplativepublishing
Sebuah litograf Judge tahun 1896 yang menggambarkan stereotip tentang anarkis. Mereka ditakuti oleh kelas penguasa karena radikalisme mereka dan kekerasan yang sering mereka praktikkan sebagai Propaganda Tindakan, yang merupakan salah satu penganjurannya Luigi Galleani.
Luigi Galleani; Anarkis Paling Berbahaya di Amerika – David Rovics

Sacco dan Vanzetti, dua anarkis Italia-Amerika yang dieksekusi di Massachusetts pada tahun 1927 karena perampokan dan pembunuhan yang kemungkinan tidak mereka lakukan, memiliki surat kabar favorit. Mereka sering mengunjungi editor surat kabar itu beserta keluarganya di peternakan mereka di luar Boston.

Surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Italia itu adalah Cronaca Sovversiva (Kronik Subversif), yang terbit secara teratur selama sebagian besar delapan belas tahun dan editor tersebut tinggal di Amerika Utara pada awal abad ke-20. Setelah dideportasi ke Italia pada tahun 1920, ia menerbitkan beberapa edisi lagi sebelum Mussolini merebut kekuasaan pada tahun 1922.

Nama editor buku ini adalah Luigi Galleani, lahir di Vercelli, Italia, pada tahun 1861. Kehidupan dan zamannya, serta bagaimana dia memperoleh gelar Anarkis Paling Berbahaya di Amerika, menjadi fokus dari sebuah buku yang disajikan dengan ringkas dan diteliti secara mendalam. Buku ini diterjemahkan dari bahasa Italia oleh Andrea Asali, dengan bantuan dari cucu Galleani, Sean Sayers, yang juga menulis Kata Pengantar.

Dalam berbagai bahasa dan di banyak negara, terutama di Italia dan AS, tuduhan yang paling sering membuat Galleani berpindah-pindah selama 71 tahun hidupnya adalah Hasutan untuk Kerusuhan. Setelah melarikan diri dari penindasan di Italia, ia tiba di AS pada tahun 1901 dan menjadi peserta aktif dalam kegiatan buruh dan anarkis, termasuk menjadi editor La Questione Sociale, majalah anarkis Italia yang paling banyak dibaca.

Ia adalah peserta militan dalam pemogokan umum di Paterson, New Jersey, pada tahun 1902 dan mengadvokasi penggulingan kapitalisme. Menghadapi tuduhan kerusuhan, Galleani melarikan diri dari negara tersebut dan pergi ke Montreal, tetapi akhirnya kembali ke AS untuk melawan tuduhan tersebut setelah mengumpulkan dan menghabiskan puluhan ribu dolar untuk biaya hukum, jumlah yang sangat besar pada masa itu.

Sejak ia masih muda hingga terpaksa meninggalkan Italia pada usia empat puluh tahun, ia tidak hanya menerbitkan surat kabar anarkis, tetapi juga menerjemahkan karya Kropotkin, Proudhon, dan pemikir penting lainnya yang kontemporer di kancah internasional ke dalam bahasa Italia. Ia sering melakukan tur berbicara ke seluruh Italia, dengan fokus pada daerah-daerah yang sedang mengalami pemogokan atau pemberontakan, selalu mengadvokasi agar gerakan tersebut semakin besar dan menyebar.

Tur-turnya berlanjut di seluruh AS setelah kedatangannya pada tahun 1901.

Ia berbicara kepada para pekerja yang sedang mogok dan orang-orang lainnya di acara-acara yang diorganisir oleh para pelanggan berbahasa Italia dari surat kabar anarkisnya yang sangat populer, yang selama bertahun-tahun berpusat di kota penggalian Barre, Vermont, yang merupakan pusat gerakan anarkisme Italia.

Namun, Galleani terpaksa meninggalkan Vermont demi keselamatannya dan pindah ke kawasan pinggiran Boston, yang pada saat itu merupakan pusat yang lebih besar bagi para anarkis Italia.

Gagasan tentang suatu insurreksi untuk perubahan revolusioner yang diadvokasi oleh Galleani di AS berakar dari pergolakan Italia pada akhir abad ke-19, tempat ia tinggal selama 40 tahun pertama hidupnya. Pada masa itu, kaum sosialis Italia, seperti banyak orang lainnya, terpecah dalam mempertanyakan apakah jalur parlementer dapat membawa perubahan yang nyata dan substantif bagi masyarakat.

Sisi argumen Galleani yang populer dan seringkali sangat persuasif adalah bahwa berpartisipasi dalam politik parlementer di demokrasi borjuis Eropa pasca-1848 adalah tidak ada gunanya. Ia menyerukan pemberontakan bersenjata untuk meruntuhkan kapitalisme dan negara.

Ketika kemiskinan dan kelaparan terus meluas di Italia dan seluruh Eropa pada waktu itu, orientasi Galleani untuk mendorong sebanyak mungkin pemogokan umum dan pemberontakan dengan harapan mereka akan menyebar memiliki pengikut yang besar. Ide-idenya tetap populer di kalangan para pekerja di AS juga.

Pengikut Galleani melakukan serangkaian pengeboman, termasuk pengeboman Wall Street pada tahun 1920 yang menewaskan 38 orang dan melukai 143 orang.

Pendukungannya terhadap “propaganda melalui tindakan,” yang sering diterbitkan dalam Cronaca Sovversiva, menyatakan bahwa adalah tepat dan bahkan perlu untuk membalas dendam, misalnya, terhadap kepala polisi atau orang lain yang membunuh pekerja yang sedang mogok, dengan membunuh mereka sebagai balasan. Surat kabar Galleani pernah terkenal karena menyertakan buku resep pembuatan bom dalam satu kesempatan, dengan judul yang tidak terkait, berharap hal itu dapat membantu menghindari sensor.

Serangkaian pengeboman yang dikaitkan dengan kaum Galleanis dilakukan antara tahun 1914 dan 1920, menargetkan para politisi, pemodal, dan polisi, dengan yang terakhir dan paling terkenal adalah pengeboman Wall Street pada tahun 1920 yang menewaskan 38 orang dan melukai 143 orang secara parah. Serangan-serangan inilah yang memberi Galleani gelar dalam buku ini.

Apakah taktik dan strategi yang diterapkan oleh sayap Galleani dalam gerakan anarkis internasional yang besar pada masa itu akan dianggap sebagai petualangan, ultra-kiri, bodoh, gila, atau sepenuhnya masuk akal saat ini tentunya tergantung pada siapa yang diajak bicara.

Ada tiga hal penting yang perlu diingat ketika mempertimbangkan apa yang bisa disebut sebagai strategi hasutan yang konstan, fasih, dan multifaset untuk pemberontakan yang dijalani Galleani di kedua sisi Atlantik:

Pertama: Pada tahun 1848, pemberontakan melanda Eropa, di mana hampir semua monarki di benua tersebut, kecuali Inggris dan Rusia, setidaknya untuk sementara digulingkan dan diganti dengan bentuk pemerintahan yang cukup berbeda di banyak negara.

Pemberontakan populer menyebar dari kota ke kota, dari negara ke negara, melintasi batas-batas negara dan bahasa, membentuk pemberontakan yang meluas di seluruh benua, yang mempengaruhi politik dan kehidupan di banyak sudut dunia.

Ini terjadi tepat sebelum Galleani lahir, tetapi ia dan semua orang di Eropa pada zamannya tumbuh dalam bayang-bayang tahun 1848. Ada banyak alasan untuk berpikir bahwa pemogokan umum dapat berubah menjadi momen revolusioner yang akan melanda seluruh bangsa, mengingat peristiwa seperti itu baru saja terjadi. Yang diperlukan hanyalah agar pergerakan itu berjalan lebih jauh, dan tidak dirusak atau dilumpuhkan oleh para sosial demokrat reformis.

Kedua: Ketimpangan ekonomi selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara mencapai puncaknya pada era Robber Barons, sebuah periode yang ditandai oleh keserakahan kelas penguasa, kondisi kerja yang mengerikan, penindasan yang keras terhadap para pekerja, dan korupsi yang merajalela. Kelaparan sangat meluas. Rata-rata pekerja tekstil di Massachusetts pada waktu itu biasanya meninggal sebelum mencapai usia tiga puluh tahun.

Ketiga: Taktik yang dianjurkan oleh Galleani menghasilkan banyak kemenangan bagi gerakan buruh dan anarkis yang militan. Namun, ada juga kekalahan.

Orang-orang yang menjadi terkenal, atau terkenal buruk, sering kali dikenal karena sesuatu yang terjadi pada tahun atau dekade tertentu. Apa pun yang mereka lakukan sebelum atau setelah periode itu sering kali lebih samar. Luigi Galleani didukung dalam banyak hal oleh gerakan yang ia ikuti sepanjang hidupnya di setiap negara tempat ia tinggal, terutama oleh sesama anarkis berbahasa Italia.

Dukungan ini berlanjut, meskipun dalam skala yang jauh lebih kecil, setelah ia terpaksa kembali ke Italia mengikuti gelombang pengeboman yang dikaitkan dengan anarkis di AS. Pada saat deportasinya dari AS pada tahun 1920, hanya dengan menjadi seorang anarkis Italia sudah menjadi alasan untuk dideportasi. Di Italia, setelah Mussolini berkuasa, keadaan menjadi jauh lebih buruk bagi siapa pun yang berideologi anarkis, terlepas dari kebangsaannya.

Orang-orang dijatuhi hukuman penjara yang panjang hanya karena membuat lelucon tentang Il Duce; lupakan tentang mengadvokasi pemogokan umum atau menerbitkan surat kabar anarkis.

Jika pemakamannya diadakan sebelum Mussolini berkuasa, pasti akan ada puluhan ribu orang yang hadir, mungkin diikuti dengan pemogokan umum. Namun, ketika Galleani meninggal pada tahun 1931, di usia 70 tahun, hanya segelintir keluarga dan teman dekat yang menghadiri pemakamannya, semuanya diawasi oleh polisi intelegen, seperti halnya setiap langkah Galleani bahkan setelah kematiannya.

Baru bertahun-tahun kemudian, ada yang berani memasang batu nisan di pemakaman tempat ia dikuburkan.

 

Teks ini diambil dari:

Luigi Galleani: the Most Dangerous Anarchist In America Antonio Senta. AK Press, 2019 akpress.org

Tentang penulis:

David Rovics adalah seorang penyanyi/penulis lagu yang tinggal di Portland, Oregon. Album terbarunya, “Strangers & Friends,” dapat diunduh di davidrovics.com. Jadwal tur beliau juga diposting di sana.

Posted in Articles

Posts navigation

Older posts
Newer posts
Gaetano Bresci: L'anarchico venuto dall'America (The Anarchist Who Came From America)

Recent Posts

  • Klaim Tanggung Jawab atas Vandalisme di Universitas yang Selalu Bersekongkol dengan Negara dan Para Kapitalis
  • Leaflet T. A. Z
  • Organisasi Informal
  • Fuck Left Unity! & Anti-left Anarchy: Hunting Leftism with Intent to Kill
  • Welcome to The New Apocalypse World

Daftar Penerbit Anarkis di Indonesia

  • Talas Press
  • Pustaka Catut
  • Penerbit Ramu
  • Penerbit Daun Malam
  • Public Enemy Books
  • Diogenes
  • Sabate Books
  • Nomo Press
  • Page Against The Machine
  • Katong Press
  • Ngazarah Press
  • Seng Iseng Zine
  • Hellish Poets Conspiracy
  • Archipelago Anarchist Archive
  • etc.

Archives

    • June 2025
    • May 2025
    • March 2025
    • February 2025
    • January 2025
    • December 2024
    • November 2024
    • October 2024

    Categories

    • Articles
    • Books
    • Communiqué
    • General
    • Leaflet
    • Zines
    • Mail
    • Instagram
    Proudly powered by WordPress | Theme: micro, developed by DevriX.